Jual Cincin Tunangan: Mencari Cincin Terbaik Untuk Pernikahanmu

Mencari Cincin Terbaik Untuk Pernikahanmu

Jual cincin tunangan - Frances Gerety ialah sosok yang membuat berlian menjadi benda idaman banyak wanita. Ia menciptakan kalimat A Diamond is Forever yang tertera di material promosi produsen perhiasan berlian De Beers pada 1943. Saat itu De Beers sedang menempuh cara untuk bangkit dari kerugian selama 20 tahun yang diakibatkan oleh krisis ekonomi global. Sejak didirikan pada tahun 1888 sampai masa krisis keuangan dunia selesai, lini perhiasan ini tidak begitu populer. Masyarakat hanya memandang berlian sebagai barang super eksklusif. Kalimat Gerety membuat De Beers meraih keuntungan dan menguasai pangsa pasar.


Gerety bikin berlian jadi benda yang harus ada dalam sebuah pernikahan. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, muncul perkataan ‘seorang wanita belum bisa dikatakan sudah bertunangan kecuali ia telah mengenakan cincin berlian’. Kata-kata itu diucapkan oleh para pedagang perhiasan di Amerika Serikat. Kepopuleran De Beers sampai ke Jepang, Tiongkok, dan India. Kesuksesan itu membuat De Beers terus merekrut Gerety. Wanita yang saat itu bekerja pada perusahaan periklanan N.W.Ayer ini kemudian membuat kalimat promosi yang makin menandakan berlian yang tak lekang zaman seperti ‘Wear our diamonds as the night wears its stars, ever and always.... for their beauty is as timeless.’ De Beers berjaya sampai sekarang. Mereka punya andil besar pada banyaknya berlian yang ditatah pada cincin kawin. Tahun lalu, mereka mengalokasikan dana 140 juta dolar untuk pemasaran. Sekilas tampak amat besar, tapi jumlah ini ideal bagi De Beers mengingat potensi konsumen milenial yang sedang tumbuh pesat. “Berlian bukan tentang hal yang mampu dibeli, tetapi tentang hal yang diinginkan.
Kesan itu yang hendak kami ciptakan,” kata Nimesh Patel, Chief Financial Officer De Beers yang tengah berupaya menarik minat 400 juta milenial di Tiongkok dan India. Saat De Beers berupaya meraih pasar milenial, WP Diamonds, platform jual beli perhiasan melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan perilaku beberapa milenial terhadap berlian. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa ternyata 37 persen milenial berniat menjual cincin tunangan untuk membiayai keperluan lain yang dianggap lebih penting. Bahkan 55 persennya menjual berlian dan perhiasan sentimental lain untuk kepentingan masa depan. Ini bisa dianggap kabar buruk bagi perusahaan berlian, sebanyak 69 persen responden milenial mempertimbangkan cincin alternatif selain dari berlian. "Jelas ada perubahan ke arah pilihan alternatif yang pada akhirnya memengaruhi industri berlian dan pertumbuhannya. Bahkan mereka yang ingin cincin bagus lebih memilih pasar cincin bekas untuk membeli cincin dengan harga yang lebih masuk akal," kata Andrew Brown, Presiden WP Diamonds. Perkataan Andrew serupa dengan yang terjadi di dalam negeri.
Di samping keberadaan toko-toko perhiasan premium, muncul jenis usaha kecil menengah yang memperdagangkan cincin pernikahan dan pertunangan. Mereka memasarkan dagangan secara daring. Medium yang efektif digunakan ialah Instagram. Jenis usaha ini menarik bagi kaum milenial. “Saya melihat desain cincin pernikahan sekarang sudah begitu eksploratif. Trennya simpel minimalis. Saya setuju dengan tren ini karena sebenarnya nikah itu nggak ribet jadi harusnya printilan semacam cincin juga tidak boleh bikin ribet. Harganya pun sekarang banyak yang terjangkau. Bisa buat sendiri juga desainnya,” kata Pritha Moniaga yang akan menikah tahun ini. Ia membuat daftar produsen cincin pernikahan yang akan didatangi di antaranya Rock.ologist dan Hunt of Hounds .

Pages