Ketika melihat orang
memakai cincin di jari tengah atau jari telunjuk, Anda pasti bisa menduga bahwa
orang itu belum menikah. Namun, mengapa jika ada
seseorang yang memakai cincin di jari manis kanan atau kiri, pasti diduga sudah
tunangan atau bahkan menikah ?
Ternyata ada alasan
historis mengapa kebanyakan orang memakai cincin kawin di jari manis.
Tradisi
ini bearsal dari zaman Mesir Kuno. Seperti dilansir dari BBC, para arkeolog telah menemukan
bukti hieroglif bahwa pengantin wanita di masa itu menggunakan cincin kawin
pada jari manis sebelah kiri.
Orang Mesir yang pertama kali
mulai memakai cincin kawin sebagai simbol keabadian, percaya ada "saraf
halus" yang menyalurkan energi dari jari manis tersebut hingga ke jantung.
Jantung adalah organ untuk memompa darah dan dianggap sebagai pusat emosi
manusia.
Orang Yunani dan Romawi kuno juga menggunakan cincin kawin di jari
manis dengan alasan serupa. Mereka percaya, vena amoris atau vena cinta
menyalurkan energi dari jari tersebut menuju jantung. Meski kepercayaan akan
vena dan saraf tersebut tidak atau belum terbukti, negara-negara barat telah
melanjutkan tradisi kuno itu.
Dalam budaya lain, seperti Denmark, Polandia, dan
Kuba, cincin kawin digunakan pada jari manis tangan kanan. Dalam tradisi kuno,
cincin kawin hanya digunakan oleh wanita. Namun, sejak Perang Dunia II, para
suami mulai memakainya untuk mengingatkan mereka tentang istri dan anak.
Zaman Mesirlah yang
membawa tradisi tersebut hingga sampai sekarang menggunakan cincin kawin dijari
manis kiri/kanan sebagai cincin kawin.